KOGNITIF IMK

Apa Itu Model Pengguna Kognitif dalam IMK?

Ketika kita berinteraksi dengan sebuah sistem atau aplikasi, ada proses mental yang terus berjalan di balik layar pikiran kita. Nah, dalam dunia Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), hal ini dipelajari melalui yang disebut sebagai model pengguna kognitif.

Model ini fokusnya pada bagaimana cara berpikir manusia saat berinteraksi dengan sistem. Tujuannya simpel, yaitu supaya desainer bisa membuat antarmuka yang mudah dipahami, sesuai dengan cara kerja otak kita, dan tentu saja efisien saat digunakan.

Kalau dirangkum, model ini membantu menjawab pertanyaan seperti: Apa yang dipikirkan pengguna saat menekan tombol? Apa yang mereka ingat atau lupakan? Kenapa mereka memilih tombol A, bukan tombol B?

Proses Mental yang Terlibat

Dalam model ini, ada beberapa proses mental utama yang jadi perhatian.

Pertama adalah persepsi, yaitu bagaimana pengguna menangkap informasi dari tampilan. Lalu ada perhatian, soal apa yang paling menarik perhatian pengguna.

Kemudian ada ingatan, bagaimana pengguna menyimpan dan mengingat informasi yang pernah dilihat.

Setelah itu masuk ke pemecahan masalah, misalnya saat pengguna mencari cara untuk menyelesaikan tugas.

Ada juga pengambilan keputusan, yaitu saat pengguna memilih langkah mana yang akan diambil.

Dan terakhir, reaksi atau respon, yaitu bagaimana pengguna menanggapi apa yang diberikan sistem.

Contoh sederhananya: saat kita mengatur alarm di HP. Ada banyak hal kecil yang otak kita proses, dari melihat ikon, membuka aplikasi jam, memilih waktu, sampai menekan tombol simpan. Semua itu sebenarnya adalah interaksi antara sistem dan proses kognitif kita.

Model-Model Kognitif dalam IMK

GOMS

GOMS adalah singkatan dari Goals, Operators, Methods, dan Selection Rules.

Gampangnya, GOMS ini menganalisis bagaimana pengguna menyelesaikan sebuah tugas.

Misalnya kita mau membuka file tugas di laptop.

Goal-nya adalah membuka file.

Operators-nya bisa berupa menyalakan laptop, klik ikon folder, cari file.

Methods-nya bisa pakai mouse atau shortcut keyboard.

Selection rules-nya, kalau kita terbiasa pakai mouse, ya klik saja. Tapi kalau lebih cepat pakai keyboard, bisa langsung tekan Windows + E.

Dengan GOMS, kita bisa tahu seberapa efisien suatu antarmuka dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan suatu tugas.

KLM (Keystroke-Level Model)

KLM adalah versi lebih detail dari GOMS. Fokusnya ke tindakan-tindakan kecil seperti mengetik, klik mouse, pindah jari ke keyboard, atau berpikir sejenak.

Model ini digunakan untuk memprediksi waktu penyelesaian tugas, tanpa perlu uji coba langsung.

KLM mengasumsikan bahwa pengguna sudah ahli, tidak terganggu, dan sudah terbiasa melakukan tugasnya. Jadi yang dihitung adalah kecepatan dan efisiensinya.

Setiap tindakan diberi label, misalnya:
K untuk keystroke (menekan tombol),
P untuk pointing (menggerakkan dan klik mouse),
M untuk mental (waktu berpikir sebelum aksi).

Urutan seperti K-P-K-M menunjukkan rangkaian aksi pengguna. Dari situ bisa dihitung waktu total penyelesaian suatu aktivitas di antarmuka.

ACT-R

ACT-R atau Adaptive Control of Thought – Rational adalah model kognitif yang lebih kompleks dan mendekati cara kerja otak manusia.

Model ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana manusia berpikir, belajar, dan membuat keputusan, lalu dijadikan dasar simulasi komputasi.

ACT-R terdiri dari dua jenis memori utama, yaitu memori deklaratif yang menyimpan fakta dan informasi (apa yang kita tahu), dan memori prosedural yang menyimpan aturan dan langkah-langkah (bagaimana kita melakukan sesuatu).

Informasi yang akan diproses disimpan di buffer, semacam memori kerja sementara.

Lalu semuanya dijalankan melalui berbagai modul seperti modul visual, motorik, auditori, dan lainnya. Semuanya bekerja secara paralel, seperti otak manusia.

ACT-R banyak digunakan untuk simulasi belajar siswa, pengembangan antarmuka pintar, dan bahkan di bidang robotik.

Kesimpulan

Model pengguna kognitif sangat penting dalam IMK karena membantu kita memahami bagaimana pengguna berpikir saat menggunakan sistem. Dengan memahami persepsi, perhatian, ingatan, hingga proses pengambilan keputusan pengguna, kita bisa merancang antarmuka yang lebih mudah digunakan dan sesuai dengan cara kerja pikiran manusia.

Tiga model utama seperti GOMS, KLM, dan ACT-R masing-masing punya perannya sendiri. Ada yang fokus ke efisiensi waktu, ada yang menganalisis urutan tindakan, dan ada yang meniru cara kerja otak manusia.

Kalau semuanya dipahami dan diterapkan, maka hasilnya adalah sistem yang benar-benar ramah pengguna dan terasa alami saat digunakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NOTASI DIALOG

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

DAYA GUNA